Minggu, 13 November 2016

Organisasi-organisasi pergerakan nasional Indonesia

A. Organisasi keagamaan
             
Setelah gerakan reformasi Islam merambah Indonesia, muncullah organisasi Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta dibawah pimpinan K.H Ahmad Dahlan. Selain Muhammadiyah, gerakan keagamaan lainnya adalah:
1.      Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta
2.      Nahdlatul Ulama (NU), berdiri tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya
3.      Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor Lombok Timur
4.      Al-Irsyad, berdiri pada bulan September 1913 di Jakarta, dll.
            Selain organisasi keagamaan Islam, ada juga organisasi di luar Islam yaitu Persatuan pemuda Kristen dan Persatuan Pemuda Katolik. Semua organisasi keagamaan tersebut bercita-cita mewujudkan Indonesia Merdeka dengan agama sebagai dasar perjuangannya.

B. Organisasi pemuda
      Perkumpulan pemuda yang pertama kali adalah Tri koro Darmo yang berdiri tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk dari Budi Utomo yang diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Perkumpulan ini berarti tiga tujuan mulia yaitu sakti, bhakti, dan budhi.
      Tujuan Tri Koro Dharmo :
1.      Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
2.      Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesia-an
3.      Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan
4.      Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya
5.      Mambangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
            Organisasi kepemudaan lain yang bersifat kedaerahan antara lain Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees ver Bond, PPPI, Pemuda Indonesia, dll.

C. Organisasi  Wanita
     Pergerakan wanita dipelopori oleh R. A. Kartini dari Jepara dengan mendirikan sekolah Kartini. Terdapat  banyak organisasi wanita, antara lain:
1.    Putri Mardika (sebelum tahun 1920)
2.    Perkumpulan Kautamaan Istri (1913) di tasikmalaya
3.    Sopa Tresna di Yogyakarta (1912)
4.    Aisyah (Muhammadiyah) 1914
5.    Percintaan Ibu Kepada Anak Penurunnya (PIKAT) yang didirikan oleh Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa tahun 1917.
Dalam perkembangannya, perkumpulan-perkumpulan wanita itu melaksanakan kongres yang dikenal dengan “Kongres Perempuan Indonesia”
Kongres Perempuan I
            Dilaksanakan tanggal 22-25 Desember 1928 di Jakarta. Dipimpin oleh Ny. Sukanto. Hasil yang dicapai dalam kongres ini adalah pembentukan gabungan atau federasi perkumpulan wanita dengan nama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI).
Kongres Perempuan II
            Dilaksanakan di Jakarta tanggal 20-24 Juli 1935. Dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro. Hal yang dapat disepakati dalam kongres ini adalah diputuskannya penyelengaaraan Kongres Perempuan Indonesia setiap 3 tahun sekali.
Kongres Perempuan III
            Dilaksanakan di Bandung pada tanggal 23-28 Juli 1938. Dipimpin oleh Ny. Emma Puradirejo. Hal yang disepakati dalam kongres ini adalah tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu.

D. Sumpah Pemuda
            Para Pemuda Indonesia menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Mereka mencapai kata sepakat untuk segera mengadakan sebuah pertemuan bagi upaya persatuan seluruh organisasi pemuda yang ada.
            Pada 30 April – 2 Mei 1926 diselenggarakan kongres pemuda I di Jakarta. Kongres ini menghasilkan 2 keputusan, yaitu:
1.      Semua perkumpulan pemuda bersatu kedalam organisasi Pemuda Indonesia
2.      Kongres pemuda II perlu dipersiapkan
            Pada 27-28 Oktober 1928 dalangsungkan kongres pemuda II di gedung Indonesische Clubgebouw (IC) di Jalan Kramat Raya nomor 106  Jakarta. Dengan susunan panitia sebagai berikut:
Ketua               :Sugondo Joyopuspito
Wakil ketua     :Djoko Marsaid
Sekretaris         :Mohammad Yamin
Bendahara       :Amir Syarifudin
Pembantu         :Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk, J.Leinema, Rohjani
Kongres pemuda II menghasilkan keputusan penting, yaitu:
1.      Ikrar sumpah pemuda, yang berisi satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia.
2.      Bendera merah putih ditetapkan sebagai bendera pusaka bangsa Indonesia
3.      Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia
4.      Semua organisasi pemuda dilebur menjadi satu dengan nama Indonesia Muda    
          

Manifesto Politik 1925
            Manifesto politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan seseorang atau suatu kelompok terhadap masalah negara. Pada masa pergerakan nasional, Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan politik yang berkaitan dengan nasib dan masa depan bangsanya. Pernyataan politik ini amat penting artinya bagi terwujudnya Indonesia merdeka yang didengar dan didukung oleh dunia internasional. Konsep-konsep Manifesto Politik Perhimpunan Indonesia sebenarnya sudah dimunculkan dalam majalah Hindia Poetra, edisi Maret 1923. Akan tetapi, Perhimpunan Indonesia baru menyampaikan manifesto politiknya secara tegas pada awal tahun 1925 yang kemudian dikenal sebagai Manifesto Politik 1925.
            Manifesto Politik 1925 mengandung 4 pokok pikiran:
1.      Kesatuan nasional yang mengesampingkan perbedaan  dan membentuk kesatuan aksi melawan Belanda serta menciptakan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu.
2.      Solidaritas
3.      Non-kooperasi, kemerdekaan bukan hadiah dari Belanda melainkan harus direbut dengan kekuatan sendiri.
4.      Swadaya, mengandalkan kekuatan sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar