Setelah
gerakan reformasi Islam merambah Indonesia, muncullah organisasi
Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta dibawah pimpinan K.H
Ahmad Dahlan. Selain Muhammadiyah, gerakan keagamaan lainnya adalah:
1. Jong Islamienten
Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta
2. Nahdlatul Ulama (NU), berdiri tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya
3. Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor Lombok Timur
4. Al-Irsyad, berdiri pada bulan September 1913 di Jakarta, dll.
Selain organisasi
keagamaan Islam, ada juga organisasi di luar Islam yaitu Persatuan pemuda
Kristen dan Persatuan Pemuda Katolik. Semua organisasi keagamaan tersebut
bercita-cita mewujudkan Indonesia Merdeka dengan agama sebagai dasar
perjuangannya.B. Organisasi pemuda
Perkumpulan pemuda
yang pertama kali adalah Tri koro Darmo yang berdiri tanggal 7 Maret 1915 di
Jakarta atas petunjuk dari Budi Utomo yang diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Perkumpulan ini
berarti tiga tujuan mulia yaitu sakti, bhakti, dan budhi.
Tujuan Tri Koro
Dharmo :
1.
Ingin menghidupkan
persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
2.
Kerja sama dengan
semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesia-an
3.
Menimbulkan pertalian
antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan
4.
Menambah pengetahuan
umum bagi anggota-anggotanya
5.
Mambangkitkan dan
mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
C. Organisasi Wanita
Pergerakan
wanita dipelopori oleh R. A. Kartini dari
Jepara dengan mendirikan sekolah Kartini. Terdapat banyak organisasi wanita, antara lain:
1. Putri Mardika (sebelum tahun 1920)
2. Perkumpulan Kautamaan Istri (1913) di tasikmalaya
3. Sopa Tresna di Yogyakarta (1912)
4. Aisyah (Muhammadiyah) 1914
5. Percintaan Ibu Kepada Anak Penurunnya (PIKAT) yang didirikan oleh
Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa tahun 1917.
Dalam
perkembangannya, perkumpulan-perkumpulan wanita itu melaksanakan kongres yang
dikenal dengan “Kongres Perempuan Indonesia”
Kongres
Perempuan I
Dilaksanakan tanggal 22-25 Desember
1928 di Jakarta. Dipimpin oleh Ny. Sukanto. Hasil yang dicapai dalam
kongres ini adalah pembentukan gabungan atau federasi perkumpulan wanita dengan
nama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI).
Kongres
Perempuan II
Dilaksanakan di Jakarta tanggal
20-24 Juli 1935. Dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro. Hal yang dapat
disepakati dalam kongres ini adalah diputuskannya penyelengaaraan Kongres
Perempuan Indonesia setiap 3 tahun sekali.
Kongres
Perempuan III
Dilaksanakan di Bandung pada tanggal
23-28 Juli 1938. Dipimpin oleh Ny. Emma Puradirejo. Hal yang disepakati
dalam kongres ini adalah tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu.D. Sumpah Pemuda
Para Pemuda Indonesia menginginkan
suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang
ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Mereka mencapai kata sepakat
untuk segera mengadakan sebuah pertemuan bagi upaya persatuan seluruh
organisasi pemuda yang ada.
Pada 30 April – 2
Mei 1926 diselenggarakan kongres pemuda I di Jakarta. Kongres ini menghasilkan
2 keputusan, yaitu:
1. Semua perkumpulan pemuda bersatu kedalam organisasi Pemuda
Indonesia
2. Kongres pemuda II perlu dipersiapkan
Pada 27-28 Oktober 1928
dalangsungkan kongres pemuda II di gedung Indonesische Clubgebouw (IC) di Jalan
Kramat Raya nomor 106 Jakarta. Dengan
susunan panitia sebagai berikut:
Ketua :Sugondo Joyopuspito
Wakil ketua :Djoko Marsaid
Sekretaris :Mohammad Yamin
Bendahara :Amir Syarifudin
Pembantu :Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk,
J.Leinema, Rohjani
Kongres pemuda II
menghasilkan keputusan penting, yaitu:
1.
Ikrar sumpah pemuda,
yang berisi satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia.
2.
Bendera merah putih
ditetapkan sebagai bendera pusaka bangsa Indonesia
3.
Lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu
kebangsaan Indonesia
4.
Semua organisasi
pemuda dilebur menjadi satu dengan nama Indonesia Muda
Manifesto Politik 1925
Manifesto politik adalah suatu
pernyataan terbuka tentang tujuan dan pandangan seseorang atau suatu kelompok
terhadap masalah negara. Pada masa pergerakan nasional, Perhimpunan Indonesia
mengeluarkan pernyataan politik yang berkaitan dengan nasib dan masa depan
bangsanya. Pernyataan politik ini amat penting artinya bagi terwujudnya
Indonesia merdeka yang didengar dan didukung oleh dunia internasional.
Konsep-konsep Manifesto Politik Perhimpunan Indonesia sebenarnya sudah
dimunculkan dalam majalah Hindia Poetra, edisi
Maret 1923. Akan tetapi, Perhimpunan Indonesia baru menyampaikan manifesto
politiknya secara tegas pada awal tahun 1925 yang kemudian dikenal sebagai
Manifesto Politik 1925.
Manifesto Politik 1925 mengandung 4
pokok pikiran:
1.
Kesatuan nasional
yang mengesampingkan perbedaan dan
membentuk kesatuan aksi melawan Belanda serta menciptakan negara kebangsaan
Indonesia yang merdeka dan bersatu.
2.
Solidaritas
3.
Non-kooperasi,
kemerdekaan bukan hadiah dari Belanda melainkan harus direbut dengan kekuatan
sendiri.
4.
Swadaya, mengandalkan
kekuatan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar