a.
Perhimpunan
Indonesia (PI)
Perhimpunan Indonesia semula bernama
Indische Vereeniging yang didirikan para pemuda Indonesia di negeri Belanda
pada tahun 1908. Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan
Soripadi dan RM Noto Suroto. Tujuan perhimpunan Indonesia adalah berjuang untuk
memperoleh suatu pemerintah di Indonesia yang hanya bertanggung jawab kepada
rakyat Indonesia.
Kegiatan politik Perhimpunan Indonesia
yang utama adalah menyebarluaskan semangat persatuan nasional untuk menentang
penjajahan Belanda. Penyebarluasan itu dilakukan lewat majalahnya yang bernama Indonesia Merdeka. Cita-cita Perhimpunan
Indonesia tertuang dalam 4 pokok ideologi dengan memerhatikan masalah sosial,
ekonomi dengan menempatkan kemerdekaan sebagai tujuan politik yang dikembangkan
sejak tahun 1925. Keempat pokok ideologi tersebut adalah kesatuan nasional,
solidaritas, nonkooperasi, dan swadaya.
Tokoh-tokoh Perhimpunan Indonesia, antara
lain :
Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, M. Sartono, G. Mangun
Kusumo, Sastro Mulyono, dll.
b.
Partai
Komunis Indonesia (PKI)
PKI berdiri tanggal 23 Mei 1920. Paham
komunis pertama kali diperkenalkan oleh seorang Belanda
benama Sneevliet. Ia mendirikan
organisasi yang bernama Indische Social
Democratische Vereeeniging (ISDV) di Semarang tanggal 4 Mei 1914. Tokoh
tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Semaun, Darsono, dan Alimin.
Tujuan PKI adalah melaksanakan garis
politik yang ditetapkan komunisme internasional (komintern) dengan cara
mengusir penjajah Belanda dan mendirikan negara komunis Indonesia.
Untuk
memperbanyak anggota dan menyebarkan komunisme, PKI menyusup ke dalam SI hingga
akhirnya SI terpecah menjadi SI-Putih dan SI-Merah.
Setelah berhasil menyusup ke dalm SI,
jumlah anggota PKI semakin besar. PKI berkembang pesat. Faktor yang menyebabkan
PKI berkembang pesat yaitu:
1.
Propaganda yang
sangat menarik
2.
Memiliki pemimpin
yang berjiwa kerakyatan
3.
Pandai merebut massa
rakyat yang tergabung dalam partai lain
4.
Sikapnya yang sangat
tegas terhadap pemerintah Kolonial dan Kapitalis
5.
Di kalangan rakyat
terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil
Dampak buruk yang
ditimbulkan akibat PKI adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa
dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak mempunyai ruang gerak.
c. Partai
Nasional Indonesia (PNI)
PNI didirikan di Bandung tanggal 4
Juli 1927 oleh Soekarno. Lahirnya PNI dilatarbelakangi oleh situasi sosio
politik yang kompleks dan keberadaan
Algemeene Studie Club. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka atas usaha
yang dilakukan sendiri. Rapat pendirian partai ini dihadiri oleh Ir.Soekarno,
Dr. Ciptomangunkusumo, Soedjadi, Mr.Iskaq Tjokrodisuryo, Mr.Budiarto, dan
Mr.Soenarjo.
Kongres Partai Nasional Indonesia
yang pertama di Surabaya tanggal 27-30 Mei 1928 menetapkan beberapa hal:
1.
Susunan program
2.
Menetapkan garis perjuangan
3.
Menetapkan garis
politik
Menyadari perlunya
pernyataan segala potensi rakyat, PNI memelopori berdirinya Permufakatan
Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). PPPKI diikuti oleh
PSII (Partai Sarekat Islam Indoneisa), Budi Utomo,
Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische Studie Club,
dan Algemeene Studie Club.
Pada kongres luar biasa yang
diadakan di Jakarta tanggal 25 April 1931, diambil keputusan untuk membubarka
PNI. Perbubaran ini menimbulkan pro dan kontra. Akhirnya, PNI terpecah menjadi
dua yaitu Partindo dan PNI baru.
d. Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada
tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo
didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki
banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka.
Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah
mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan
nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke
dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena
kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 1936
Partindo bubar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar