Sabtu, 26 November 2016

LATAR BELAKANG MUNCULNYA dan BERKEMBANGNYA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

        Tahun 1908 adalah titik permulaan bangkitnya kesadaran nasional. Pada tahun itu lahirlah organisasi pergerakan nasional yang pertama, yang kemudian disusul oleh organisasi-organisasi lainnya. Dengan demikian perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan itu telah memasuki tahap baru, yang lain sifatnya dengan perjuangan masa sebelumnya.
Mengenal sifat-sifat perjuangan setelah tahun 1908 itu adalah:
·         Bersifat nasional, artinya telah terjadi kerja sama antar daerah di Indonesia.
·         Menggunakan organisasi yang teratur.
·         Tidak tergantung pada satu pimpinan. Artinya, jika pimpinan ditangkap dapat digantikan oleh yang lain.
Pergerakan nasional di Indonesia lahir karena adanya beberapa sebab, yaitu sebab-sebab dari dalam negeri dan luar negeri.
  1. Sebab-sebab dari dalam negeri, antara lain:
1.      Penderitaan rakyat yang sudah cukup lama, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk berjuang membebaskan diri dari segala penderitaan.
2.      Timbulnya kaum terpelajar. Mereka inilah yang memolopori pergerakan nasional.
3.      Pengalaman perjuangan masa lampau. Perjuangan fisik dan bersifat kedaerahan ternyata tidak banyak berhasil, sehingga mendorong untuk mengubah cara perjuangan.
  1. Sebab-sebab dari luar negeri, antara lain:
1.      Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904-1905. Hal ini telah membangkitkan semangat bangsa-bangsa Asia, termasuk Indonesia untuk mengusir kaum penjajah.
2.      Adanya pengaruh dari gerakan nasional di negara-negara lain. Misalnya gerakan nasional di India dan Filipina.

LATAR BELAKANG TUMBUHNYA KESADARAN NASIONAL



Kesadaran nasional adalah suatu sikap yang dimiliki suatu bangsa berkaitan dengan tanggung jawab hak dan kewajibannya. Kesadaran nasional ini tumbuh setelah memahami sejarah bangsanya. Dengan adanya kesadaran nasional akan mampu menumbuhkan semangat untuk bertindak menentang penjajahan. Salah satu wujud adanya kesadaran itu adalah pertumbuhan organisasi pergerakan nasional seperti BU, SI, Insulinde, Indische Partij, dan sebagainya. Disamping itu juga muncul strstegi perjuangan seperti melalui cara kooperasi, non koperasi. Bangsa Indonesia memperingati hari Kebangkitan Nasionalnya setiap tanggal 20 Mei. Hal ini mengingatkan kita akan lahirnya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional. Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX. Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.

1. Faktor Intern

  1. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan riwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai Negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. 
  1. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem tanam paksa(cultuur stelsel), dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia.
  1. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di  Indonesia
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional. Nasionalisme yang bersifat nyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX. Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.Pada tahun 1899, Mr. Courad Theodore van Deventer melancarkan kritikan-kritikan yang tajam terhadap pemerintah penjajahan Belanda. Kritikan itu ditulis dan dimuat dalam jurnal Belanda, de Gids dengan judul Een eereschuld yang berarti hutang budi atau hutang kehormatan.
  1. Pendidikan yang Berkembang Pada Masa Kolonial
Munculnya sistem pendidikan kolonial ketika itu tidaklah berbanding lurus dengan kepentingan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Orientasi hasil pendidikan dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga bagi Hindia Belanda. Setelah dilaksana kan politik etis, banyak lembaga pendidikan mulai berdiri. Namun, ada beberapa hambatan masuk sekolah, seperti berikut.
1)      Adanya perbedaan warna kulit (color line division).
2)      Sistem pendidikan yang dikembangkan disesuaikan dengan status sosial masyarakat (Eropa, Timur Asing, atau bumi putera).
3)      Bagi kelompok bumi putera masih dibedakan oleh status keturunan (bangsawan, priyayi,rakyat jelata).
Pendidikan kolonial pada awal abad ke-20 tumbuh cukup banyak terdiri atas beberapa tingkatan berikut:
1) Pendidikan Dasar
a)      ELS (Europese Legerschool) dan HIS (Holandsch Inlandschool), untuk keturunan Indonesia asli golongan atas. Merupakan sekolah kelas satu.
b)      Sekolah Kelas dua, untuk golongan Indonesia asli kelas bawah.
2) Pendidikan Tingkat Menengah
a)      HBS (Hogere Burger School) , MULO (Meer Uitegbreit Ondewijs) dan AMS (Algemene Middelbare school).
b)      Sekolah Kejuruan, seperti Kweekschoolen (guru pribumi) dan Normaal School.128 Ilmu Pengetahuan Sosial VIII
3) Pendidikan Tinggi
a)      Pendidikan Tinggi Teknik (Koninklijk Instituut voor Hoger Technisch Ondewijs Nederlandsch Indie).
b)      Sekolah Tinggi Hukum (Rechtschool).
c)      Sekolah Tinggi Kedokteran, berkembang sejak dari nama Sekolah Dokter Jawa, STOVIA, NIAS dan GHS (Geeneeskundige Hoogeschool).
d)      Sekolah pelatihan untuk kepala atau pejabat pribumi, Hoofdenscholen, OSVIA (Opleidingsscholen voor Inlansche Ambtenaren)
  1. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah dan Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pejuang muslim pun bermunculan dari lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadipenggerak dan tulang punggung perjuangan kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
  1. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
Berkembangnya sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Selain itu sekolah tersebut terbuka bagi semua masyarakat pribumi dan tidak membedakan dari kalangan mana pun. Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam)


1)      Taman Siswa
Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922. Tujuan didirikannya Taman Siswa adalah untuk mendidik dan menggembleng golongan muda serta enanamkan rasa cinta tanah air dan semangat antipenjajahan. Taman Siswa berperan dalam menumbuhkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Taman Siswa memiliki tiga semboyan dalam melaksanakan proses pendidikan. Semboyan tersebut berasal dari bahasa Jawa dan mempunyai arti filosofi tentang peranan seseorang.
2)      Ksatrian School
Ksatrian Institut  atau Ksatrian School didirikan di Bandung pada tahun 1924 oleh Douwes Dekker atau Danudirjo Setyabudi. Tujuan Ksatrian School adalah untuk memberi kesempatan belajar yang lebih baik dan luas kepada anak-anak bumi putera. Selain itu untuk menumbuhkan rasa harga diri manusia dan kepercayaan kepada diri sendiri sebagai bangsa yang merdeka. Semboyan yang dipakai adalah “Mengabdi Masa depan Rakyat.”
3)      INS Kayu Tanam
INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Syafei pada tanggal 31 Oktober 1926. Tujuannya adalah untuk mendidik dan menanamkan tradisi semangat kerja dan kemandirian. Dengan kemandirian tersebut diharapkan golongan pemuda dapat menyadari akan arti pentingnya semangat nasionalisme sebagai modal perjuangan kemerdekaan. Asas INS Kayu Tanam adalah menolong diri sendiri.
  1. Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia
Kaum pedagang keturunan nonpribumi, khususnya kaum pedagang Cina semakin membuat kesal para pedagang pribumi. Puncak kekesalan kaum pedagang pribumi terjadi ketika keturunan Cina mendirikan perguruan sendiri yakni Tionghoa Hwee Kwan pada tahun 1901. Kekesalan tersebut diciptakan oleh Belanda untuk menimbulkan rasa iri hati rakyat Indonesia kepada keturunan Cina.
  1. Peranan Bahasa Melayu
Di samping mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum (Lingua Franca) yakni bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
  1. Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia,Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain

2. Faktor Ekstern


Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia.
  1. Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia.
  1. Partai Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885
  1. Filipina di bawah Jose Rizal
            Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898.
  1. Gerakan Nasionalisme Cina
Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912.
  1. Gerakan Turki Muda
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda.

PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL

Sejak Bangsa Eropa datang ke wilayah Indonesia, bangsa Indonesia telah menyadari akibat-akibat yang muncul dari kedatangannya itu. Semenjak kedatangan bangsa-bangsa Eropa tersebut, perlawanan tidak pernah henti-hentinya dilakukan oleh Bangsa Indonesia. Namun periawanan-perlawanan itu selalu mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan setiap perlawanan yang dilakukan terbatas hanya pada daerahnya, atau hanya ingin membebaskan daerah-daerah dan penduduknya dari kekuasaan asing. Dengan keadaan seperti ini, bangsa asing dapat lebih mudah untuk menguasainya. Sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Indonesia. Munculnya gerakan nasionalisme itu tidak terlepas dari pengaruh yang datang dari dalam maupun dari luar.

Dalam Pergerakan Nasional, kesetiaan diletakkan pada bangsa itu sendiri. Pergerakan nasional pada umumnya merupakan pergerakan dari bangsa yang terjajah melawan bangsa yang menjajah untuk mendirikan suatu negara yang merdeka. Tujuan pergerakan nasional yang seutuhnya tidak mungkin terwujud sejauh kemerdekaan dalam bidang politik belum dapat dicapai.

Pergerakan nasional dalam sejarah Indonesia merupakan salah satu momentum yang  sangat penting. Pergerakan nasional Indonesia meliputi berbagai gerakan atas aksi yang dilakukan dalam bentuk organisasi modern menuju ke arah yang lebih baik terutama dalam kehidupan rakyat Indonesia.
 
Perkembangan pergerakan nasional Indonesia dibagi kedalam tiga tahapan, yakni:
1.      Masa awal / pembentukan (1908-1920), ditandai dengan lahirnya organisasi-organisasi yang merintis pergerakan nasional.
2.      Masa radikal (1920-1930), ditandai dengan perkembangan organisasi yang berhaluan keras dan non-kooperatif.
3.      Masa moderat (1930-1942), ditandai dengan semakin kuatnya konsolidasi antar berbagai organisasi pergerakan nasional.
 

Organisasi – organisasi pada awal pergerakan nasional (1908 - 1920)

a.      Budi Utomo (BU)
       Budi Utomo didirikan oleh Dr. Sutomo atas prakarsa dari dr. Wahidin Sudirohusodo. Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 dan tanggal tersebut diperingati sebagai hari kebangkitan nasional. Tujuan Budi Utomo untuk  kemajuan Hindia Belanda, namun kemudian Budi utomo bergerak dalam bidang politik.
       Kongres pertama Budi Utomo di Yogyakarta tanggal 3-5 Oktober 1908. Dalam kongres pertama berhasil diputuskan :
1.    Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura
2.    Tidak melibatkan diri dalam politik
3.    Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan kebudayaan
4.    Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R. T. Tirtokusumo
5.    Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan         bangsa
Dalam perkembangannya, dalam tubuh Budi Utomo muncul dua aliran :
·      Pihak kanan, berkehendak supaya anggotanya golongan terpelajar saja dan tidak bergerak dalam bidang politik.
·      Pihak kiri, berkeinginan kearah gerakan kebangsaan yang demokratis lebih memehatikan nasib rakyat yang menderita.
Faktor faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo:
1.      Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
2.      Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda daripada kepentingan rakyat Indonesia.
3.      Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih.
Ketika metusnya perang dunia I tahun 1914, Budi utomo mulai terjun dalam bidang politik. Budi Utomo mampu menerbitkan majalah bulanan Goeroe Desa  yang memiliki kiprah masih terbatas di kalangan penduduk pribumi.
b.      Sarekat Islam (SI)
       Pada awlnya Sarekat Islam adalah perkumpulan pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). SDI didirikan pada tahun 1911 di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai koperasi batik jawa. Pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam). SI  didirikan oleh beberapa tokoh seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim.
       Latar belakang berdirinya Sarekat Islam:
1.      Perlawanan terhadap para pedagang perantara oleh orang Cina
2.      Isyarat pada orang islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
3.      Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera
Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarnya:
a.       Mengembangkan jiwa berdagang
b.      Memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran
c.       Memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera
d.      Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama islam
e.       Tidak bergerak dalam bidang politik
f.       Menggalang persatuan umat islam hingga saling tolong menolong
       Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitakan surat kabar yang bernama Utusan Hindia.
       SI terpecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah:
1.      SI Putih, yang tetap melandaskan nasionalisme dan islam. Dipimpin oleh H.O.S Cokroaminoto, H. Agus Salim , dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
2.      SI Merah, yang
berhaluan sosialisme kiri (komunis) dipimpin oleh Semaun yang berpusat di semarang.
c.      Indische Partij (IP)
       IP didirikan tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP dimaksudkan untuk menggati Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia.
       Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar  ‘De Expres’ pimpinan E.F.E  Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia.
       Pemerintah kolonial Belanda menolak mengakui keberadaan Indische Partij karena dinilai telah merusak keamanan umum. Oleh kerana itu, tahun 1913 ketiga pendiri Indische Partij diasingkan ke Belanda.

A. Sejarah Organisasi Budi Utomo

Organisasi Budi Utomo (juga disebut Boedi Oetomo) merupakan sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908. yang Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. sejatinya organisasi ini Dipelopori oleh pemuda-pemuda dari STOVIA, Sekolah Peternakan dan Pertanian Bogor, Sekolah Guru Bandung, Sekolah Pamong Praja Magelang dan Probolinggo serta Sekolah Sore untuk Orang Dewasa di Surabaya. Para pelajar terdiri dari Soeradji, Muhammad Saleh, Soewarno A., Goenawan Mangoenkoesoemo, Suwarno B., R. Gumbreg, R. Angka, dan Soetomo. Nama Budi Utomo sendiri diusulkan oleh Soeradji dan semboyan yang dikumandangkan adalah Indie Vooruit (Hindia Maju) dan bukan Java Vooruit (Jawa Maju).

Pergerakan Budi Utomo bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya organisasi ini menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. dimasa sekarang tanggal berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei).

Pendiri Budi Utomo

Wahidin Sudirohusodo (1852-1917) merupakan Penggagas Budi Utomo. Kendati ia tidak termasuk pendiri Budi Utomo (20 Mei 1908), namanya selalu dikaitkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab, sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar STOVIA Jakarta itu.

organisasi budi utomo, tujuan budi utomo, pergerakan budi utomo, pendiri budi utomo.
Pada tanggal 20 Mei 1908, Sutomo dan kawan-kawannya (Salah satunya adalah Mangoenkoesoemo dan Soeraji) mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Inilah organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia.

Sejarah

Pembentukannya berawal dari perjalanan dokter Wahidin Sudirohusodo yang mengadakan kampanye di kalangan priayi Jawa antara tahun 1906-1907. Tujuannya adalah meningkatkan martabat rakyat dan bangsa. Peningkatan ini akan dilaksanakan dengan membentuk Dana Pelajar (Studiefonds) yang merupakan lembaga untuk membiayai pemuda pemuda yang cerdas tetapi tidak mampu melanjutkan sekolahnya. Pada akhir tahun 1907, dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo. dari pertemuan tersebut, Sutomo kemudian menceriterakan kepada teman-temannya di STOVIA maksud dan tujuan dr. Wahidin kala itu.
Tujuan yang semula hanya mendirikan suatu dana pelajar, diperluas dengan jangkauan yang kelak memungkinkan berdirinya organisasi Budi Utomo. Istilah Budi Utomo terdiri atas, kata budi yang berarti perangai atau tabiat dan utomo yang berarti baik atau luhur. Jadi istilah Budi Utomo dapat diartikan sebagai perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat.
Pada hari Minggu, tanggal 20 Mei 1908, pada pukul 9 pagi, bertempat di STOVIA, Sutomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo (Budi Utomo). Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua" yang harus memimpin Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu.
Sejarah Lengkap Organisasi Budi Utomo, organisasi budi utomo, tujuan budi utomo, pergerakan budi utomo, pendiri budi utomo.
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, mantan Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.
Tujuan Budi Utomo adalah memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa Jawa dan Madura. Pada waktu itu ide persatuan seluruh Indonesia belum dikenal. Karena itu yang dikehendaki Budi Utomo, hanyalah perbaikan sosial yang meliputi Jawa dan Madura, juga kata kemerdekaan sama sekali belum disebut. Untuk melaksanakan tujuan tersebut ditempuh beberapa usaha:
  • Memajukan pengajaran sesuai dengan apa yang dicita citakan dr. Wahidin. Ini merupakan usaha pertama untuk mencapai kemajuan bangsa;
  • Memajukan pertanian, peternakan, perdagangan. Jadi sudah dimengerti bahwa kemajuan harus juga meliputi bidang perekenomian;
  • Memajukan teknik dan industri, yang berarti bahwa ke arah itu sudah menjadi cita-cita;
  • Menghidupkan kembali kebudayaan.

Perkembangan

Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang sangat pro terhadap perjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnya pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya "tanah air api udara" (Indonesia) adalah di atas segala-galanya.
Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Kongres yang pertama Budi Utomo di selenggarakan di Yogyakarta. Saat diadakannya kongres yang pertama ini, Budi Utomo telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini, diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar) sebagai presiden Budi Utomo yang pertama. Semenjak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru Budi Utomo yang bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda yang memilih untuk menyingkir dan anggota Budi Utomo saat itu banyak dari golongan priayi dan pegawai negeri.
Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para pemimpin yang tampak pada awal berdirinya Budi Utomo terdesak ke belakang. Strategi perjuangan Budi Utomo pada dasarnya bersifat kooperatif.

Hasil Kongres I Budi Utomo di Yogyakarta adalah sebagai berikut:
  • Budi Utomo tidak berpolitik.
  • Kegiatan Budi Utomo ditujukan pada bidang sosial, budaya, dan pendidikan.
  • Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada Jawa dan Madura.
  • Tirto Kusumo, Bupati Karanganyar, dipilih sebagai ketua Budi Utomo pusat.
Mulai tahun 1912, saat Notodirjo menjadi ketua Budi Utomo menggantikan R.T. Notokusumo, Budi Utomo ingin mengejar ketinggalannya. Akan tetapi, hasilnya tidak begitu besar karena pada saat itu telah muncul organisasi-organisasi nasional lainnya, seperti Sarekat Islam (SI) dan Indiche Partij (IP). Namun demikian, Budi Utomo tetap mempunyai andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan nasional, yakni telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia.
Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama, nama itu diubah oleh Tjokroaminoto, menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti keberadaan perkumpulan ini ditakuti orang Belanda. Munculnya gerakan yang bersifat politik semacam itu rupanya yang menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang.
Kepemimpinan perjuangan nasionalisme ini kemudian diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij karena dalam arena politik Budi Utomo memang belum berpengalaman. Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. 
Agak berbeda dengan Goenawan Mangoenkoesoemo yang lebih mengutamakan kebudayaan dari pendidikan, Soewardi menyatakan bahwa Budi Utomo merupakan manifestasi dari perjuangan nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia mengajarkan kepada bangsanya bahwa "nasionalisme Indonesia" tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat politik. Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang Sumatera maupun Jawa, Sulawesi maupun Maluku.
Pendapat tersebut bertentangan dengan beberapa pendapat lainnya yang mengatakan bahwa Pergerakan Budi Utomo hanya mengenal nasionalisme Jawa sebagai alat untuk mempersatukan orang Jawa saja dengan menolak suku bangsa lain.